Posting kali berbicara tentang keadilan. Bisa dikatakan begitu. Saya juga bingung harus memulai dari mana. Namun Anda bisa nelihat bahwa postingan ini sengaja saya link dengan sebuah artikel kompas.com yang berjudul " Banyak Negara Ditekan Soal Iklim ". Ini adalah bocoran Wikileaks yang menghebohkan itu. Kalau Anda sudah membaca artikel ini maka terlihat bagaimana suatu negara adidaya mengatur sedemikian rupa terhadap negara-negara lemah tentang kesepakatan-kesepakatan untuk pengurangan emisi. Dengan mata-mata, ancaman, dan janji-janji bantuan negara adidaya tersebut menekan negara-negara lemah lainnya untuk mendukung konspirasinya.
Saya akan mulai dulu dengan yang namanya Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah dengan kesepakatan bahwa negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengantahun 1990. Namun jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%).
Tujuan Protokol Kyoto adalah mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca : karbondioksida, metana,nitrous oxide,sulfur heksafluorida,HFC, dan PFC yang dihitung rata-rata selama masa lima tahun antara tahun 2008-2012. Target nasional berkisar 6% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia dan penambahan yang diijinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.( Sumber Wikipedia )
Saya akan mulai dulu dengan yang namanya Protokol Kyoto. Protokol Kyoto adalah sebuah persetujuan sah dengan kesepakatan bahwa negara-negara perindustrian akan mengurangi emisi gas rumah kaca mereka secara kolektif sebesar 5,2% dibandingkan dengantahun 1990. Namun jika dibandingkan dengan perkiraan jumlah emisi pada tahun 2010 tanpa protokol, target ini berarti pengurangan sebesar 29%).
Tujuan Protokol Kyoto adalah mengurangi rata-rata emisi dari enam gas rumah kaca : karbondioksida, metana,nitrous oxide,sulfur heksafluorida,HFC, dan PFC yang dihitung rata-rata selama masa lima tahun antara tahun 2008-2012. Target nasional berkisar 6% untuk Uni Eropa, 7% untuk AS, 6% untuk Jepang, 0% untuk Rusia dan penambahan yang diijinkan sebesar 8% untuk Australia dan 10% untuk Islandia.( Sumber Wikipedia )
Kesepakatan Kopenhagen adalah kesepakatan yang kontroversial. Kesepakatan ini hanya menguntungkan negara-negara maju khususnya AS dan Uni Eropa yang adalah penyumbang emisi terbesar tetapi tidak berniat mengurangi emisi karbon dan menanggulangi dampak perubahan iklim. Demi kepentingan negeri mereka sendiri maka segala cara mereka gunakan untuk menghindari tanggung jawab mereka terhadap penyelamatan bumi. Seharusnya mereka mengurangi emisi hingga 40-45% tetapi dengan ancaman,janji-janji bantuan dan mata-mata mereka malah menekan negara-negara berkembang supaya ikut mengurangi emisi padahal negara-negara itu bukanlah penyumbang signifikan emisi karbon.
Tetapi karena negara-negara berkembang itu lemah dalam politik maupun finansialnya maka mereka ikut mendukung konspirasi-konspirasi yang sesungguhnya mengkhianati rakyat mereka sendiri. Inilah makanya saya sebut tentang keadilan di awal posting saya.
Masalah iklim memang merupakan masalah yang kompleks. Ada banyak unsur-unsur yang terkait di dalamnya. Unsur ekonomi adalah yang paling kental tentunya. Negara-negara maju tentunya akan melindungi kepentingan ekonominya dengan menurunkan emisi karbonnya seminimal mungkin. Mereka tentu tetap akan melindungi pertumbuhan ekonominya. Karena menurunkan emisi berbanding lurus dengan penurunan pertumbuhan ekonomi. Dan dampaknya bisa meluas ke mana - mana. Dari pendapatan yang menurun sampai dampak sosial dan masyarakat. Dari pengangguran sampai kriminalitas.
Perlu kesadaran dan kebesaran hati untuk memulai langkah pertama. Karena keselamatan bumi dan isinya adalah tergantung dari sadar dan berbesar hati. Sadar bahwa tindakan dan aktivitas industri kita selama ini akan menyebabkan bumi menemui ajalnya lebih cepat daripada bumi musnah secara alami. Berbesar hati dengan mengingat akan ada anak cucu kita yang akan mewarisi bumi kita ini. Apakah kita tega akan mewariskan 'rumah yang telah porak poranda' kepada anak cucu kita nanti? Oleh karena itu tepatlah pepatah bijak yang mengatakan " BUMI BUKANLAH WARISAN BUAT ANAK CUCU KITA TETAPI BUMI ADALAH TITIPAN DARI ANAK CUCU KITA YANG HARUS KITA KEMBALIKAN SEPERTI SEMULA ATAU BAHKAN LEBIH BAIK ".
Perlu kesadaran dan kebesaran hati untuk memulai langkah pertama. Karena keselamatan bumi dan isinya adalah tergantung dari sadar dan berbesar hati. Sadar bahwa tindakan dan aktivitas industri kita selama ini akan menyebabkan bumi menemui ajalnya lebih cepat daripada bumi musnah secara alami. Berbesar hati dengan mengingat akan ada anak cucu kita yang akan mewarisi bumi kita ini. Apakah kita tega akan mewariskan 'rumah yang telah porak poranda' kepada anak cucu kita nanti? Oleh karena itu tepatlah pepatah bijak yang mengatakan " BUMI BUKANLAH WARISAN BUAT ANAK CUCU KITA TETAPI BUMI ADALAH TITIPAN DARI ANAK CUCU KITA YANG HARUS KITA KEMBALIKAN SEPERTI SEMULA ATAU BAHKAN LEBIH BAIK ".
Tidak ada komentar:
Posting Komentar